Kamis, 19 Mei 2011

SATU CINTA

 Saskia dan Dimas adalah dua pasangan yang sangat seresi dan ideal, yang wanita cantik dan yang cowoknya ganteng, nyaingin pasangan yang baru aja nikah di Inggris itu lho, Kate dan Pangeran William. Masa iya sih?, ya iyalah, mereka itu kan udah satu cinta. Jadi udah seperti kembar siam ketemu gede. Nggak percaya? Liat sana. Mereka kemana-mana sama. Belajar  fisika sama, belajar kimia sama, apa lagi belajar bahasa. Pokonya semua dilakuin sama-sama deh, habisnya kan mereka itu satu sekolah merangkap satu kelas juga. Gitu lho.
          “Ntar ada kegiatan nggak, say…?,” Tanya Dimas berbisik mesra tepat di telinga kekasih tercinta.
          Dimas mengkerutkan jidatnya . “ Kegiatan apaan, say,?” Tanya Dimas cemburu.
          “ JJPS,” Jawab Saskia singkat.
          Dimas kembali mengkerutkan jidatnya. “JJPS? Ekskul apaan tuh?,”  Tanya Dimas lagi.
          Tapi Saskia nggak menjawab. Habisnya sih, guru fisika yang rada disiplin udah natap mesrah, pengen marah.
          Sementara Dimas yang duduk tepat di sampingnya penasaran banget pengen tau JJPS itu. Kegiatan apaan tuh? Kok dia nggak libatin gue  dalam kegiatan ini? Komitmen kan satu cinta, jadi semuanya mesti satu dong. Hati Dimas bertanya-tanya tak karuan.
          Saat bel pulang sekolah berbunyi para siswa tanpa dikomando langsung melesat keluar dari dalam kelas bagai ayam negri yang ke luar dari kandangnya. Beda banget kalau bel masuk sekolah, mereka pada ogah-ogahan bahkan saling dorong-dorongan.
        “Katanya ada ekskul JJPS, tapi kok ini malah pulang? Apa ekskulnya dibatalin? Atau nggak mau ditemanin?,” Dimas nyerocos campur cemburu dan sakit hati.
          Saskia cumin menjawabnya dengan senyuman yang paling indah, senyum pepsodent, ting!!
          Dimas cemruit dibuatnya. Cowok ini pun demo. Dia lalu melangkah slow. Jelas aja dia tertinggal jauh di belakan.
          Saat Saskia menyadari kalau si jantung hati nggak ada di sisinya berjalan, dia jadi kalang kabut juga.
Nyaris aja cewek cantik ini umumin  di seksi keamanan OSIS tentang pacarnya yang hilang, untung aja biji mata cewek ini lincah  lirik sana lirik sini  hingga bisa nemuin pacaranya, klo nggak, pacarnya bakal hilang diculik teroris. Terpaksa cari cowok baru lagi deh.
          “ Dari mana aja say, kok dicari-cari nggak ada? Ngumpet ya?,” ceweknya bertanya dengan penuh kekhawatiran sambil memeriksa anggota tubuh cowoknya, siapa tau ada yang hilang.
          “ Lagi mogok,” jawab Dimas singkat dengan langkah yang super slow.
          “ Mogok apaan sih? Mogok pulang ke rumah ya? Udah, kalau nggak mau pulang ke rumah, pulang ke hutan sana, sekalian jadi tarzan aja,” Saskia ngedumel mirip nenek nyinyir.
          Dimas menatap kekasihnya sekilas,kemudian, “Gue kayak gini gara-gara kamu say..” katanya lembut dengan menyebut nama kecil ceweknya ‘Sasa’, walah, mirip nama bumbu masak.
          “Emangnya aku udah lakuin kesalahan apa, say? Maafin aku ya, say, kalau udah nyakitin kamu,” bujuk Saskia  atau Sasa penuh rasa bersalah.
          “Nggak apa-apa kok say, aku hanya penasaran aja ama kegiatan ekskul kamu itu, JJPS. Masa seh kamu nggak ajakin aku juga ikutan?,”
          Kontan aja Saskia ngakak. “JJPS itu jalan-jalan pulang sekolah,” Saskia masih juga ketaw.
          “Huuuu….bikin penasaran aja . Tau nggak , tadi itu aku tersiksa lahir bathin lho,” Dimas  mengucek-ngucek rambut sang kekasih.
          “Kok tersiksa lahir bathin she? Yang benernya itu maaf lahir bathin  tau !!” Saskia kembali tertawa kencang nggak ketulungan, sampai-sampai air matanya, air hidungnya pada ke luar tanpa permisi, untung aja nggak sampai ngompol.
          Tiba-tiba Saskia dan Dimas tersentak kaget saat derit rem berhenti tepat di samping kanan dua sejoli yang lagi JJPS. Hehehe, nyontek istilah Saskia.
         Motor yang tadi berderit itu berhenti dan turunlah sosok seorang cowok lumayan gendut anaknya.
          “Hei, eloe, berhenti!!,” seru cowok itu dengan kata-kata yang meledak-ledak bagai bunyi ledakan tabung gas eloiji tiga kilo gram.
          Dimasdan Saskiajelas aja tersentak kaget , untung mereka tidak terluka. Dan demi menghargai suara ledakan cowok itu, dua sejoli ini pun berhenti tepatdi bawah pohon kamboja. Kok di bawah pohonkampoja seh?, Biar aja deh, hitung-hitung, nanti kalau ada yang tergeletak tak berdaya, dipetikin aja bunga kamboja.
          “Eloe ngomong sama siapa, bro?,” Tanya Dimas bloon. Sementara Saskia ngumpet  di belakang tubuh Dimas yang ceking. Aduuuuh, nih cewek  kok ngumpetnya di belakang tubuh Dimas seh? Bikin gemes aja. Tuh Dimas nggak bias  dijadiin tempat ngumpet non. Badan ceking gitu dibanggain! Mending ngumpet dibelakang tubug si tabung gas elpiji tadi, aman, nggak ada yang liat.
          “Ngomong sama eloe lah!! Masa sama  pohon!!!,” bentak cowok itu jengkel.
          “Oooo, kirain eloe ngomong sama pohon,” Dimas tersenyum kecut. Gimana ya model bibir kalau lagi tersenyum kecut.
          “Hei!! Emangnya eloe nggak kenal sma gue ya???!!,” cowok itu semakin naik daun, eh salah maksudnya naik pitam.
          “Ketemu aja baru, lagian . lagian kalau eloe pengen kenalan gue ogah kenalan ama eloe. Bisa-bisa aku hipertensi ketularan ama penyakit marah eloe,” Dimas menimpali.
          “Gue Budi!!,” cowok yang ternyata bernama Budi itu menyebut namanya tanpa peduli.
          “Bodoh!! Mau Budi kek, mau badut, gue nggak ada urusan ama eloe. Minggir sana, gue mau jalan ama pacar gue,” Dimas nggak kalah galaknya.
          Namun kedua pasangan ini nggak bias lanjutin JJPS-nya, karena Budi langsung merentangkan kedua tangannya, mirip teletubis yang mau berpelukan.
          “Sekarang eloe udah punya masalah am ague. Cewek  yang ngumpet di belakang eloe itu , tunangan gue, tauuukk!!,” Budi berkata bangga, ada unsure pamer gitu lho.
          Dimas yang mendengar pernyataan cowok tadi jelas aja kaget nggak ketulungan. Telinganya  bukan mau budek lagi mendengar pernyataan barusan, tapi kayaknya tuh telinga udah mau tukaran tempat sama hidung.
          Si Budi itu tunanganya Saskia?, kok bisa, ya? Setahu gue, Budi itu hanya punya ibu Budi, ayah Budi dan adik Budi. Pernah baca buku pelajaran kelas satu sekolah dasar kan? Di sana kan udah dijelasin semua tentang Budi. Oo, atau bukan Budi yang gue maksud ya?, kalau gitu maaf ya?salah paham.
          “Nggak salah nih? Coba eloe ingat-ingat dulu, kali aja cumin mirip,” Dimas berkata setulus mungkin.
          Lho kok Dimas ngomong kayak gitu ya? Apa tadi cowok itu dengar kesalah fahaman aku ya? Ah masa she? Nggak mungkin deh!.
          “ Hai jangan sok eloe ya, Sasa itu tunsngsn gue. Eloe aja yang nggak tau diri macarin tunangan orang nggak bilang-bilang,”  cocor Budi.
          Hati Dimas tercabik-cabik rasanya. Tidak diduganya ceweknya udah punya tunangan. Mengapa ini harus terjadi di tengah kebahagiaanku. Padahal pengen banget rasain kebahagiaan ini selamanya. Gimana dengan komitmen yang telah tercetuskan? Gimana juga dengan  keputusan ‘Satu Cinta’? apakah semua hanya fatamorgana? Hati Dimas berdialog sedih.
          Dengan gagah berani bagai ksatria yang akan mengikuti perang di medan perang tentunya, Dimas berkata lantang dan tegas, “Oke, kalau begitu gue serahin semua keputusan ini pada Sasa, biar dia yang milih siapa yang tepat dan cocok buat dia. Dan siapa pun yang dipilihnya, dialah yang memiliki Sasa,” kata Dimas penuh semangat juang yang tak pernah padam. Kayak mau perang aja.
          Saskia yang tadinya hanya diam dan mematung mendadak angkat bicara juga. Dengan sikap yang tak seperti biasanya.
“Eloe bener Bud, bener dua puluh ribu persen. Tapi ada beberapa hal yang eloe lupa, kalau kita hidup itu butuh cinta. Kita bisa bertahan hidup jika punya cinta. Dan aku tidak mencintai kamu, aku mencintai Dimas. Dan aku mau hidup jika bersama Dimas. Maafin aku Bud, aku nggak mencintai kamu. Tolong titipin juga permohonan maafku  dan sembah sujudku pada kedua orang tua kamu,” sendu suara Saskia.
          Dimas dan Budi tepekur mendengar penuturan cewek in barusan. Kepala kedua cowok itu menunduk kayak orang lagi hening cipta kepada para arwah pahlawanyang telah wafat.
          Ternyata Budi, typical cowok yang punya harga diri juga. Dengan gagah berani dia berkata mantap, meski dengan suara yang lemah. “Baiklah…,”
          Setelah berkata begitu, Budi tidak peduli lagi. Dia berjalan cepat ke tempat di mana motornya terparkir, lalau membawa kuda besinya dengan kencang hingga menimbulkan bunyi yang melengking tinggi seakan memecahkan gendang telinga. Beberapa orang siawa yang berjalan di situ sempat mengomelinya dan mengutuknya.
          Dimas dan Saskia hanya menatap kepergian Budi dengan senyum yang dipenuhi bunga – bunga. Ini bunga beneran lho, bunga kamboja.

LMAS-TUNJANGAN SERITIFIKASI GURU MEMAJUKAN PENDIDIKAN-HERLINAMUS

Pemerintah telah mensejahterakan guru lewat tunjangan profesi guru atau lasim disebut gaji sertifikasi guru. Tunjangan ini sebesar gaji pokok.
          Alasan pemerintah memberikan tunjangan tersebut di atas karena ingin memacu dan meningkatkan kinerja guru di dalam melaksanakan proses belajar mengajar di sekolah.
          Dengan tunjangan profesi ini, guru jadi berkonsentrasi  semaksimal mungkin dalam menjalankan tugasnya.
          Guru tak perlu lagi mencari tambahan penghasilan di luar selain gaji yang diperolehnya di sekolah, dan tugas pokoknya sebagai pendidik pun dapat terlaksana dengan baik.
          Jika BBM, sembako, telpon, dan listrik naik, maka tunjangan profesi guru pun harus naik, karena menaikkan tunjangan ini dengan sendirinya akan memotivasi guru meningkatkan kinerjanya. Jika kinerja guru meningkat maka mutu pendidikan meningkat pula.
          Ingin negara tercinta ini dapat bertahan dari imbas krisis global ?, tempatkanlah pendidikan pada prioritas yang utama.
          Lihat Jepang, belum lama ini tsunami melanda negara itu, namaun mereka dengan cepat membangunnya kembali. ini semua disebabkan karena kebijakan pemerintah Jepang yang menempatkan sektor pendidikannya pada prioritas utama, yang pada akhirnya melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas.
          Di Indonesia pun demikian halnya, pemerintah telah berupaya memajukan pendidikan lewat rintisan sekolah bertaraf internasional dan juga menaikkan tunjangan profesi guru, sebab pemerintah sadar kalau guru adalah pencipta generasi bermutu.

KARTINI SUKSES BANGUN RESTORAN

     Keberhasilan yang dirangkulnya sekarang berawal dari perpisahannya dengan suaminya. Sejak Kartini diceraikan oleh Bapak dari tiga anaknya, saat itulah kegetiran hidup dialaminya. Untuk menjalani kebutuhan hidup  sehari-harinya    saja, seperti makan dan minum membutuhkan perjuangan untuk mencukupinya, apa lagi untuk biaya transportasi anak-anaknya ke sekolah.
Dan semua kepahitan ini nyaris membuat putri sulungnya  yang sudah duduk di Perguruan Tinggi dan juga putra keduanya yang di bangku Sekolah Menengah Tingkat Atas putus sekolah. Untung saja otak kanan Kartini masih berfungsi baik. Dengan sekuat tenaga dan pikiran Kartini berjuang menghadapi semua rintangan. Akhirnya dari penderitaan yang dialaminya ini membuatnya bisa berhasil membangun sebuah restoran.
     "Ini adalah amanah dan pertolongan dari Allah SWT padaku" begitu bisiknya di hati.
Usaha restorannya ini diawali dengan modal seratus ribu rupiah. Dengan modal yang sangat minim ini dia membuka makanan siap saji di depan teras rumahnya dengan menu perdananya, sayur asem, perkedel jagung dan ikan asin sambel pedas. Ternyata menu awal yang disajikan ini membuat para pelanggannya yang juga tetangga kompleks tempat tinggalnya sangat menyukainya, bahkan sampai ketagihan.
     Makanan lesehan Kartini semakin maju pesat, bagai jamur dimusim hujan, begitulah mungkin istilahnya, sebab bukan hanya tetangganya yang mendoyaninya, di luar komleks tempat tinggalnya pun sudah menyukainya. Belum harganya murah, rasanya enak, sehat lagi. Itulah julukan yang diberikan para pelanggannya untuk menu makanan Kartini.
    Integritas yang diberikan langganannya terhadap usahanya ini harus dijaga ketat.Dia harus serius dalam mengelola usahanya tanpa harus meninggalkan tugas dan kewajibannya sebagai abdi negara juga sebagai ibu dari tiga orang anak. Semua dilaluinya dengan penuh keikhlasan dan tidak mengenal lelah.
     Dalam menjalankan ketiga tanggung jawab tersebut, semua tidak terlepas dan kerja sama ketiga anaknya.
     Ada pun kegiatan Kartini sebagai pengusaha makanan siap saji, dimulai pada pukul empat subuh, setelah melaksanakan kewajibannya sebagai ummat Islam, shalat subuh, Kartini mulai mengolah masakannya dibantu ketiga putra-putrinya. Mereka membantu tanpa berkeluh kesah.
     Setelah masakan  selesai dibuat dan disajikan di tempat penjualan, Kartini pun mulai mempersiapkan diri untuk ke tempat kerja. Tepat pukul enam pagi Kartini berangkat ke kantor. Sementara yang menunggui jualan,  anak sulungnya, sebab si sulung kuliah pada jam dua setelah adik-adiknya pulang dari sekolah. Secara tak langsung tugas menjagan dagangan diambil alih oleh adiknya.
     Kartini sudah melatih anak-anaknya dalam melakukan semua ini, sementara anak-anaknya menerima dengan penuh semangat.                                                                                         
     Sepulang dari kerja Kartini mampir dulu ke pasar untuk berbelanja bahan yang akan disajikan besok. Begitulah kegiatan Kartini setiap harinya.
     Sekarang ini warung siap saji Kartini telah berubah menjadi restoran yang menyediakan berbagai macam makanan, mulai dari makanan tradisional hingga makanan  manca negara.
     Kartini bahagia, namun yang lebih membahagiakannya, anak sulungnya sebentar lagi menyelesaikan studinya di Fakultas Ekonomi, berarti dia telah melahirkan seorang sarjana. Dan anak keduanya telah menduduki bangku Perguruan Tinggi, sementara anak bungsunya pada bulan Mei mendatang akan mengikuti UNAS di salah satu Sekolah Dasar Negri di kota tempat tinggalnya.
     “Terima kasih ya Allah…dengan reski dan rakhmat-MU yang Kau berikan padaku. Semoga bungsuku berhasil dalam ujiannya nanti”, begitulah doanya disetiap selesai shalatnya.

DEMI IBUKU


          Apa pun itu asalkan untuk ibu, aku akan jalani dan menghadapinya. Meski  lautan api yang terbentang di hadapanku akan aku sebrangi asalkan demi ibu, karena ibu segalanya bagiku dan hidupku hanya untuk ibu. Begitulah komitmen gadis belia yang baru saja menyelesaikan studinya pada Sekolah Menengah Tingkat Atas.
          Luna demikian nama gadis itu, dibesarkan oelh ibunya seorang. Gadis yang baru berusia enama belas tahun ini tumbuh menjadi gadis cantik dan cerdas. Namun kecerdasannya tidak dapat digunakan lagi berhubung biaya tidak ada, Luna memaklumi penghasilan ibunya sebagai pedagang kaki lima yang tidak seberapa. Mana mungkin bias melanjutkan sekolahnya, justru dia lah harus bekerja membantu ibunya yang sudah sering mengeluh sakit pada pinggangnya.
           Gadis itu sangat menyayangi ibunya . ia tidak ingin menyusahkan ibunya. Kebahagiaan Luna saat ibunya pulang dari tempat jualannya, dan kumpul bersamanya di rumah yang sangat sederhana itu.
          Mereka tinggal di sebuah rumah kontrakan enam kali lima meter. Rumah itu tidak layak disebut rumah sebab hanya terbuat dari bamboo dan tempelan kardus-kardus bekas. Tapi meskipun demikian kebahagiaan tetap terpancar di wajah kedua anak beranak ini.
          Ibunya tidak pernah mengenal lelah. Meskipun wanita yang sudah berusia lima puluh tahun ini merasakan sakit pada pinggangnya, ia akan selalu bersemangat hidup, sebab buah hatinya yang hanya seorang itu adalah motivasinya, dan obat rasa sakitnya. Ia harus hidup untuk anaknya, sebab hidup bersama putrinya merupakan kebahagiaan yang tiada terkirakan.
          Namun tiba-tiba rasa sakit di pinggangnya tak dapat ditahannya lagi. Ia merintih kesakitan. Luna yang lagi membuat sarapan mendengar suara rintihan ibunya dan dengan sigapnya gadis itu membawa ibunya ke rumah sakit.
          “Dok, bagaimana keadaan ibuku ? Ibu sakit apa dok?,” Tanya Luna khawatir, saat ibunya telah diperiksa dokter.
          “ Ibu anda menderita sakit ginjal, dia harus menjalani cuci dara,” dokter menjelaskan.
          Gadis ini tersentak kaget. “ Cu…ci…da…rah, “ ulang Luna terkesiap mendengar penjelasan dokter.
          “ Iya,” jawab dokter singkat.
          “ Tolong, penyakit ini jangan sampaiin ke ibu ya, dok, aku nggak mau ibu semakin sakit mikirin penyakitnya,” Luna mengingatkan dokter.
           “ Baiklah,” kata dokter, disertai anggukan kepala.
          “ Apakah penyakit ibu dapat disembuhkan ya, dok ?,” Tanya Luna prihatin.
          “ Kesembuhan itu hanya Tuhan yang tau. Kita manusia yang harus berusaha dan juga berdoa. Jika ibu adik rajin minum obat dan telaten memeriksakan diri ke dokter, mengapa tidak ? Asalkan jangan lupa berdoa juga, ya, dik,” dokter menjelaskan dengan ramah.
          Saat dokter berlalu dari ruang UGD, Luna menatap wajah ibunya yang pucat . kasihan ibu, sekarang beliau tak berdaya. Ibu sakit, tubuh ibu kurus dan lemah. Ibu tidak dapat beraktifitas lagi, apa yang dapat aku lakukan buat ibu yang selama ini telah berjuang untuk hidupku ? Aku seharusnya menjadi anak yang berbakti. Sekarang akulah yang mesti bekerja menggantikan posisi ibu, toh aku sudah tamat sekolah menengah atas, tentu aku bisa mencari pekerjaan dengan ijazah itu. Tapi apakah dengan ijazah terakhir yang aku miliki bisa mendapatkan pekerjaan yang menghasilkan uang banyak ? Huuuh, mana ada, paling – paling yang bisanya cuman jaga toko atau cleaning service doang. Jadi gimana penyakit yang diderita ibu, tentunya penyakit itu butuh biaya yang tidak sedikit. Luna bertanya – tanya di hati. Pikirannya nelangsah.
          Uang yang selama ini di tabung ibunya di sebuah Bank, ternyata bisa membantunya membayarkan biaya rumah sakit tempat ibunya dirawat, sekaligus biaya obat ibunya dalam beberapa bulan ke depan. Dan juga untuk biaya kehidupan sehari – hari mereka. Gadis ini berharap semoga uangnya  itu baru habis saat dia sudah mendapatkan pekerjaan yang tepat.
           Dengan berbekal ijazah terakhirnya, Luna mencari pekerjaan. Namun tak satu pun yang menarik minatnya sebab gaji yang ditawarkan hanya di bawah targetntya sementara biaya berobat ibunya sangat mahal.
          Akhirnya pada suatu hari saat Luna lagi berjalan mencari kerja seperti biasanya, gaid ini bertemu dengan sahabat SMA-nya. Dia bernama Amelia. Melihat dari dandanan sahabatnya ini serta Honda Jazz yang dikendarainya, Luna jadi terkagum – kagum. Hebat banget Amel, sekarang sudah punya mobil mewah. Kerja apaan dia ? kita kan baru aja tamat SMA, dan keadaan ekonomiku dengan Amel tidak jauh berbeda, tapi kok sudah mapan kayak gini sih ? Luna berdialog dengan hatinya sambil berdecak kagum.
          “ Hebat kamu, Mel, “ memandang sahabatnya penuh takjub.
          “ Mari Lun, masuk, “ ajak cewek yang dipanggil Amel, kemudian membukakan Luna pintu mobil.
          “ Waw, nggak nyangka ya, eloe udah tajir kayak gini, “ Luna memuji Amel polos.
          “ Mana dandan eloe keren lagi, “ Luna lagi – lagi memuji
           Amel senyum saja sambil nyetir mobil dengan focus ke depan. Sesaat kemudian gadis itu membelokkan mobilnya di sebuah restorant mewah.
          “ Kita kemana Mel ?, “ Tanya Luna heran melihat tempat yang begitu indah.
          “ Lun, ini restorant langgananku lho, kita makan di sini ya, “ ajaknya pada Luna yang matanya  lagi jelajatan ke sana ke mari mirip maling.
          “ Mel, eloe tau nggak, gue itu pangling lho, liateloe tadi, “ kata Luna polos, saat makanan sudah tersaji di atas meja.
          Lagi – lagi Amel hanya menanggapi pujian Luna dengan senyuman.  Luna semakin penasaran dibuatnya, habis she senyum – senyum mulu.
          “ Mel, eloe itu, kerja di mana seh ? kok senyum mulu ?, atau cowok eloe yang tajir?, “
 tanya Luna pnasaran banget.
          “ Gue nggak punya pacar Lun, “ jawab Amel acuh tak acuh sambil memasukkan ayam goring di mulutnya.
          “ Jadi eloe seperti ini karena kerja ?, “ Luna semakin memburunya dengan pertanyaan.
          Amaleia hanya menjawab dengan anggukan.
           “ Mel, ajakin gue kerja di tempat eloe dong. Gue butuh duit buat emak gue. Beliau sekarang ini lagi sakit parah, dan sakitnya butuh duit banyak. Gue udah keliling nyari kerja dengan penghasilan yang banyak tapi nggak ketemu – ketemu juga, “ Luna menjelaskan dengan penuh semangat.
           “ Kalau eloe emang serius mau kerja dengan penghasilan gede, ada kok, eloe bisa ke alamat ini, Amel menyodorkan sebuah kartu namanya pada Luna.
         Pucuk di cinta ulam tiba. Kata hati Luna. “ Terima kasih, Mel. Besok sore gue ke tempat eloe, “ seru Luna semangat.
          “ Oke, sekarang gue anterin eloe pulang, ya, “ mereka pun lalu memasuki Honda Jazz itu. Dan mobil pun melesat pergi.
         Besok sore sesuai perjanjian, Luna mendatangi alamat yang diberikan Amelia. Ternyata tempat itu sebuah café yang bernuansa klasik. Café itu sangat mewah dan artistic. Tiba – tiba seorang gadis cantik menegur Luna. “ Mbak yang bernama Luna ?, “ tanya wanita itu lembut.
          Luna mengangguk membenarkan. Wanita itu pun mengantar Luna menemui Amel.
          “ Ya ampun, Lun, eloe cantik banget sore ini, “ seru Amel memandangi penampilan sahabatnya itu dari ujung kaki hingga ujung rambut.
          “ Masa sih, Mel ?, “ Luna bertanya pilon.
          “ Bener kok, eloe itu emang cantik kok, cuman nggak amu dandan aja, “ puji Amel nggak boong.
          “ Terima kasih, Mel. Eloe juga kok nggak kalah cantiknya dibandingin aku, “ puji Luna tulus.
           “ Eloe mau kerja kan ?, “  Amel langsung ke topic masalah.
          Luna mengangguk membenarkan.
          “ Baik, gue mau nawarin eloe pekerjaan, Lun, dengan penghasilan tiga juta per bulan,” Amel menjelaskan.
          Kontan aja bola mata Luna membesar bahkan pengen loncat ke luar. Mengapa tidak ? Gaji yang ditawarkan sahabatnya ini besar banget.
          “ Mau Mel…mau…,” seru Luna antusias.
          Melihat reaksi Luna yang optimis banget, gadis ini pun dengan mudah menyampaikan jenis pekerjaan yang akan ditawarkannya.
Tanpa basa basi, Amelia langsung menjelaskan.
          “ Kamu liat di setiap pojokan sana dan juga di bawah lampu remang – remang itu?,” Amelia menunjuk pada gadis – gadis yang lagi kencan sama bandot – bandot tua yang tajir, diikuti dengan edaran biji mata hitam Luna ke setiap penjuru.
          “ Seperti itulah pekerjaan yang aka eloe jalani, “ jelas cewek ini yang juga termasuk wanita prostitusi.
          “ Selain penghasilan yang eloe terima tiga juta per bulan, eloe juga akan diberi tip oleh pasangan eloe, itu kalau eloe pintar merayu pasangan. “ lanjut Amel menjelaskan.
          Luna terkesiap, matanya menatap nanar di depannya, tidak diduganya pekerjaan ini yang dimaksud Amel, sahabatnya. Ingin rasanya Luna berlari dari ruangan mewah ini, tapi bayangan ibunya  yang tak berdaya tiba – tiba melintas di hadapannya.
           Masa bodoh !! Demi ibuku, aku akan melakukannya. Begitu tekadnya.
          “ Baik, Mel, gue terima tawaran eloe, “ jawabnya mantap.

EKSISITENSI WANITA DI ERA DIGITAL

                                       

                Eksistensi wanita di era digital
 ini tidak terlepas dari kisah sedih wanita di zaman dahulu kala. Dimana
 kondisi
 wanita pada masa itu hidup dalam jajahan kaum pria. Mereka menerima kodrat
 sebagai istri/anak yang patuh pada orang tua / suami, tinggal di rumah
 menunggu
 pinangan dari laki-laki, lalu mengurus anak dan suami.

                Wanita dulu terbelenggu oleh aturan adat yang
 mengharuskan wanita tinggal di rumah,dipingit.

                Eksistensi wanita ketika itu
 belum ada. Kaum wanita belum menampak sumbangsihnya pada Negara dalam bidang
 yang sama dengan laki-laki di luar rumah. Mereka hanyalah seorang pelayan
 yang
 melayani orang tua, suami dan anak.

                Hal ini pun dialami oleh Ibu R.A
 Kartini, sang pejuang emansipasi wanita. Masalah yang dialaminya bahkan
 lebih
 ekstrim lagi, sebab aturan leluhurnya yang berasal dari kaum priyayi yang
 sangat
 kuat..

                Akan tetapi meskipun adat tidak
 memperbolehkannya menuntut ilmu, namun Ibu Kartini tetap belajar sendiri
 dengan
 membaca buku yang diberikan oleh ayahandanya Raden Mas Adipati Sosroningrat
 dan
juga dari kakaknya Raden Mas Adipati Sosrokartono.

                Kedudukan kaumnya yang rendah
sebagai akibat ikatan adat yang sangat berpengaruh pada jiwa Ibu Kartini,
membuat hatinya tersayat. Beliau selalu sedih dan meratap, menangis dan
berontak terhadap nasib yang diderita kaumnya.

                Akhirnya Ibu Kartini bertekad
mengangkat kedudukan kaumnya yang rendah. Ia berusaha keras memberontak adat
itu.

                Dan hal itu pun terwujud kini
dengan adanya emansipasi yang diciptakan oleh Ibu Kartini, yang mana
dimaksudkan
agar ada persamaan dalam hal derajat dan hak yang harus sejajar dengan kaum
pria.

                Dari perjuangan Ibu Kartini yang
tidak mengenal lelah, akhirnya dapat kita rasakan hasilnya.Dimana sekarang
ini
telah banyak wanita bersosialisasi dalam kehidupan masyarakat. Paradigma
yang
lalu tentang wanita yang tidak perlu beraktivitas di luar rumah telah
terpupus
sudah.

                Eksisitensi kaum wanita sekarang
 telah menduduki tempat yang tertinggi, di samping berperan sebagai
 pendamping
suami, keluarga dan anak, wanita pun telah berperan serta pada semua jenjang
pendidikan dan lapangan kerja yang ada. Dan mereka ini telah menduduki
berbagai
posisi penting.

                Terlebih lagi dalam kemajuan di bidang
teknologi informatika, wanita dan pria tingkat kesejajarannya nampak sangat
jelas, dimana dalam penggunaan pencarian informasi lewat media online,
ttwitter,
> face book dan jejaringan sosial lainnya, wanita pun telah ikut berperan.
> Misalkan
> berbisnis lewat internet, berteman di face book dan twitter, menulis surat
> atau
> apa saja yang berbentuk informasi tertulis lewat media online telah
> dilakukannya, mereka telah menampakkan eksistensinya sebagai wanita masa
> kini
> yang modern, yang hidup dalam kehidupan serba bisa, yaitu bisa dalam hal
> menciptakan keseimbangan antara aktivitas onlinenya dan offline keluarganya.
>
>                Ini lah gambaran wanita
> sekarang. Semuanya bisa dilakukan tanpa meninggalkan kewajibannya sebagai
> anak,
> ibu, yang melahirkan, menyusui, merawat anak sampai membesarkan generasi
> penerus bangsa.